Halaman

Assalamu'alaikum

selamat Datang, ahlan wa sahlan, welcome in my blog

Kamis, 04 Mei 2017

Sesungguhnya Milikmu

Terkisah dengan indah, penuh hikmah tersebab kemuliaan akhlaqnya, dialah sebaik baik anak, sebaik baik istri dan sebaik baik ibu, Fathimah putri Rosulullah. Kalungnya menghantarkan kenyangnya si lapar, berpakaiannya yang tak berpakaian, kayanya si miskin dan merdekanya si budak.

Suatu hari datang kepada Rosulullah seorang Arab baduwy dengan pakaian compang camping dan dalam kondisi lapar. Dia meminta sesuatu kepada Rosulullah untuk bisa ia makan, namun ketika itu rosulullah juga dalam kondisi tidak punya, akhirnya Rosulullah menyuruhnya menemui putrinya fathimah, datanglah ia ke rumah fathimah untuk meminta sesuatu yang mengenyangkan perutnya.

Fathimah pun tidak memiliki apapun kecuali kulit domba kering yang biasa dipakai alas hasan dan husain karena saat itu memang juga dalam.kondisi sejak tiga hari belum makan. tapi si baduwy menolaknya apa yang bisa dia perbuat dengan kulit domba itu, akhirnya Fathimah putri Rosulullah memberikan kalung yang ia miliki, satu satunya harta berharga yang ia miliki.

Kembalilah si baduwy kepada Rosulullah dan menceritakan bahwa putri beliau telah memberikannya kalung, singkatnya segeralah ada seorang sahabat, ammar namanya membeli kalung itu dengan harga yang luar biasa seharga makanan yang baduwy butuhkan untuk mengenyangkan perutnya, pakaian yang menutupi auratnya, kendaraan yang ia pakai pulang, dan beberapa dinar dan dirham yang bisa dia bawa pulang. Sungguh si baduwy merasa orang terkaya setelah itu.

setelah membeli kalung itu Ammar meminyaki dan membungkus kalung itu dan menghadiahkan kepada Fathimah. Ammar mengutus budaknya bernama Sahmun dan menghadiahkan pula budaknya itu kepada fathimah. segeralah si Budak itu menuju rumah fathimah dan memberikan kalung yang sungguh kalung tadi awalnya adalah miliknya ia infaqkan dan kembali lagi kepadanya. keberkahan itu berlanjut setelah menerima kalung itu fathimah memerdekakan sahmun sang budak pengantar kalung tersebut.

Allahu akbar. Sesungguhnya milikmu berikanlah pada jalanNya, kau akan menerimanya kembali bahkan lebih.

Sesungguhnya milikmu yang sungguh milikmu adalah infaq yang kau keluarkan.

Kisah lain yang pernah saya alami
Tahun 2008 ada seorang teman mengajak saya untuk ikut program dikti bernama program kreativitas mahasiswa (PKM), dengan senang hati saya menerimanya. Alhamdulillah PKM kami lolos untuk didanai dikti. Ada hal menarik dari cerita ini, hati ini berkata bahwa uang hasil PKM ini nanti saya shodaqohkan ke pesantren atau saya berikan Pak yai di Pesantren yang dulu saya menimba ilmu, Roudlotul Qur'an namanya. Ternyata memang uang PKM tersebut sisa, secara pasti dibagi ke seluruh anggota. Niat untuk shodaqoh semakin membuncah.

Akhirnya kesempatan merealisasikan niat pun tiba, setelah rapat salah satu ormawa di FKM UA saya bergegas meluncur kota tercinta, Lamongan. Sampai di pom bensin waktu nya ngisi bensin, sebuah kejadian mebuat dag dig dug hatiku pun terjadi. Tas belakang saya terbuka. waoow dompetku gak ada, tambah bingung. Alhamdulillah ada uang di saku masih bisa beli bensin. Niat meluncur Lamongan harus diperlambat saya kembali menyusuri jalan kembali ke kampus, ternyata nihil gak ada dompet. Kembali ke kos bongkar kasur juga gak ada, akhirnya lemes dech. heeem uang sisa PKM, KTM, KTP, kartu ATM dan kartu berharga lainnya semua ada di dompet.

Niat pulang sudah bulat karena sepupu saya besoknya menikah, akhirnya rencana pulang sendiri pun berubah harus ada yang menemani karena pikiran lagi gak normal, heheheh Alhamdulillah seorang kakak kelas menemani saya pulang (maksih ya mas ketua BEM FKM 2009). Ok saya tetep pulang.

Sampai di rumah akhirnya berkumpul keluarga, ada yang memarahi, ada yang menasehati, ada juga yang menghibur. itulah keluarga, saya yakin semua itu untuk kebaikan saya. Ok cerita dompet dan niat shodaqoh kita lanjutin, Niat saya untuk shillaturrahim ke pesantren semasa saya SMA akhirnya terlaksana, di pesantren bertemu adek adek kelas, ustadz, ustadzah dan yang paling penting bertemu Pak Kyai, saya pun cerita habis kehilangan dompet.

Masih ingat dengan niat shodaqoh saya kan? Iya niat itu tetap saya tunaikan, meskipun dompet dan uang sisa PKM sudah tidak saya pegang, Alhamdulillah ada uang saku dari ibu, uang ini yang saya berikan ke Pak Yai, Waoow Subhanallah Allahu akbar, tahukah anda? Pas tepat saya memberikan uang ke Pak Yai, ada sebuah telepon kepada pesantren, yang membuat tidak biasa, telepon itu ditujukan kepada saya, padahal anda tahu saya sudah alumni ketika itu.

Salah seorang pengasuh pesantren memanggil saya, saya pun masuk ke rumah Pak Kyai, menunggu telepon, kriinggg ya telpon pesantren berbunyi, ternyata memang buat saya, suara dalam telpon itu berkata intinya gini “dengan mas syahrul? Saya ikhsan mas, saya kamaren menemukan dompet di lampu merah dekat unair, apa benar dompet mas hilang?”.

Waoow subhanallahu walhamdulillah, inilah yang dalam hadist disebutkan “asshodaqotu tatfa’ulbala". Alhamdulillah saya segera kembali ke Surabaya dan dompet saya pun kembali, dalam kondisi yang utuh tanpa ada yang kurang. Setelah bertemu dengan mas ikhsan (yang menemukan dompet) baru tahulah saya bahwa dia menghubungi pesantren saya karena dalam dompet saya ada kartu tanda santri (KTS). KTS inilah yang menghantarkan pertemuan saya dengan dompet.

Skenario yang sangat indah dari Sang Sutradara kehidupan, Allah SWT,. Sesuatu yang membuat sangat luar biasa adalah, mas ikhsan telepon ke pesantren pas tepat saya berada di sana pas tepat juga setelah saya memberikan infaq ke Pak Kyai. Luar biasa kan?
Allah SWT Sang Pengatur jagad.
semua terjadi atas kehemdakNya.

Sesungguhnya milikmu, jadikan ia penuh berkah melawati batas usia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar